Jember terbagi atas 31 kecamatan dan 244 desa/kelurahan. Jumlah penduduknya mencapai 2.332.000 (Pada tahun 2003). Rata-rata penduduknya berasal dari suku Madura dan Jawa, dan bahasa sehari-hari
yang digunakan adalah bahasa Madura, jarang menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Indonesia hanya digunakan oleh mereka yang mengenyam pendidikan sekolah, sedangkan yang tidak pernah sekolah bisanya menggunakan bahasa Madura. Inilah salah satu sisi Jember yang amat disayangkan. Dengan daerah yang luas dan jumlah penduduk yang banyak, masih banyak sekali penduduk Jember yang dinyatakan buta huruf.
SEKTOR PARIWISATA
Jember memiliki banyak sekali wisata alam, terutama pantai. Pantai-pantai di Jember saling berkaitan satu sama lain, sehingga memiliki ciri khas yang sama berupa batu-batu karang raksasa di sekitar pantai maupun di laut seperti halnya Great Barrier Reef di Australia. Sumpah…Bagus Banget !!!


Pantai Papuma

Pantai Watu Ulo


Pantai Bandealit

Ketiga Pantai ini berada di bagian selatan Kabupaten Jember, tepatnya di Kecamatan Tempurejo. Untuk Pantai Papuma dan Watu Ulo dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor maupun mobil, karena jalan untuk menuju ke sana sudah beraspal. Sedangkan untuk Pantai Bandealit dapat ditempuh dengan sepeda motor dan mobil off road seperti jeep, karena jalannya berbatu dan menanjak dan harus melintasi Taman Nasional Meru Betiri. Serunya lagi, di sepanjang perjalanan menuju ketiga pantai ini kita bisa menyaksikan monyet-monyet liar yang sedang mencari makan.
YANG UNIK DARI JEMBER
Masyarakat Jember mayoritas beragama Islam, sehingga keberadaan masjid menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi mereka.  Masjid Jami’ Al Baitul Amin di sebelah barat alun-alun Jember merupakan salah satu icon kota santri ini. Arsitekturnya yang unik, sangat berbeda dengan arsitektur masjid pada umumnya. Masjid ini mempunyai 5 kubah utama dan 2 kubah kecil sebagai tempat wudhu. Dari 5 kubah utama terdapat 1 kubah yang paling luas dan mempunyai 2 lantai. Untuk desain eksterior sangat sederhana, hanya kubah besar setengah lingkaran yang tertelungkup yang dicat warna hijau dengan detail pelipit warna kuning. Untuk kubah 2 lantai terdapat beton penguat sebanyak 8 garis yang semuanya bertemu di tengah – tengah kubah yang di cat kuning dengan sedikit hiasan untuk sirkulasi udara.
Kesederhanaan ini lah yang membuat bentuk  dari kubah – kubah tersebut menjadi unik, seperti 7 jamur yang sedang merekah. Untuk interior masjid bagian atas dari langit – langit dilapisi oleh karpet hijau kontras dengan warna kuning dari beton penguat. Untuk lantai dua dari kubah utama di buat garis – garis tegas warna kayu, yang membuat kesan sejuk.

Masjid Jami' Al Baitul Amien
Selain masjid yang unik, Jember juga memiliki event yang unik yaitu Jember Fashion Carnival (JFC). Event ini dilaksanakan setiap awal bulan Agustus. Tahun 2010 ini, JFC diikuti oleh sekitar 600 peserta dan diarak sejauh 3,5 km mulai dari depan Kantor Bupati Jember dan berakhir di GOR Kaliwates Jember. Peserta JFC ini akan berjalan di sepanjang track yang sudah ditentukan panitia sambil menari-nari, dan penonton yang melihat di sepanjang jalan tersebut boleh berfoto bersama peserta JFC. Asyik kan….

Jember Fashion Carnival (JFC)
PENDIDIKAN
Universitas Jember merupakan salah satu icon pendidikan Kabupaten Jember dan di sini lah tempat saya menuntut ilmu hingga memperoleh gelar Sarjana Kedokteran. Kampus ini memiliki program studi kesehatan yang cukup lengkap dibandingkan dengan Universitas Brawijaya di kota kelahiran saya, Malang. Fakultas Kedokteran Gigi menjadi fakultas kesehatan yang tertua di Universitas Jember, diikuti dengan Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Ilmu Keperawatan. Fakultas Non-Kesehatan yang juga menjadi andalan Universitas Jember adalah Fakultas Pertanian, mengingat sektor ekonomi utama Jember adalah pertanian dan perkebunan.
Gerbang Depan Kampus Universitas Jember
OLEH-OLEH KHAS JEMBER
Jika Anda berkunjung ke Jember, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh. Oleh-oleh khas Jember adalah suwar-suwir dan prol tape. Anda dapat membelinya di toko oleh-oleh yang tersebar seantero Jember. Suwar-suwir terbuat dari air endapan tape yang kemudian diberi pewarna dan didapatkan dengan cara dimasak hingga kental seperti dodol. Rasanya seperti tape, tapi kalo saya sih kurang suka. Prol tape adalah sejenis cake yang dicampur dengan tape, dengan perbandingan antara adonan dan tape adalah lebih banyak tapenya. Sehingga tekstur prol tape ini, kering di luar dan lembut di dalam.

Suwar-suwir

Prol Tape
Nah, buat Anda yang ingin berkunjung di Jember atau menetap sementara di Jember (seperti saya hehehehe :mrgreen: ), lumayan kan infonya. Jember itu nggak jelek-jelek amat koq, emang sih di sini gak ada tempat nongkrong dan mall yang keren kayak di kota-kota besar, tapi Jember punya wisata alam yang bagus. Sekali-kali Anda bisa touring dengan sepeda motor bersama teman-teman Anda keliling Jember, seperti yang sudah saya lakukan bersama teman-teman saya, dan yang pasti lebih seru daripada naik mobil lho…